Di pagi hari, Su’ud dan koma sedang mengaji bersama.
Su’ud dan Koma : (membaca ayat kursi)
Mukri dan Jum datang ke masjid.
Jum : “Ehhhmmmm….”
Su’ud : “Kenapa Jum? Batuk??” (heran)
Jum : “Ya!!” (dengan nada tinggi)
Su’ud : “Kalau batuk minum mentil!”
Jum : “Apa itu mentil?” (heran)
Su’ud : “Itu Grup Samroh dari Cina”
Mukri : “Haah…?? Masa’??” (heran)
Su’ud : “Bukanlah… itu nama obat.”
Jum dan Mukri : “Ooow”
Mereka lalu mengaji bersama. Tak berapa lama kemudian, setelah mengaji empat sekawan itu pulang ke rumah Koma, karena mereka hendak belajar bersama.
Koma : “ Su’ud, kamu kan pintar… saya mau tanya. Boleh tidak?”
Su’ud : “Tanya apa?”
Koma : “Enzym yang ada di mulut itu apa?”
Su’ud : “Itu namanya enzym ptialin”
Mukri dan Jum : “Kamu yakin?” (bersamaan)
Pak Kasan : “Ya, anak itu benar” (langsung menyahut pertanyaan Mukri dan Jum) Koma : “Ehhh… Papi”
Pak Kasan : “Nama kamu siapa,nak? Rumah kamu dimana?” (menghampiri Su’ud dan bertanya)
Su’ud : “Nama saya Su’ud. Saya tinggal di Kampung Milinium”
Pak Kasan : “Oow..” (menganggukkan kepala)
Setelah selesai, mereka akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, Pak Kasan datang ke rumah Su’ud.
Pak Kasan : (mengetuk pintu)
Su’ud : (membuka pintu) “Mangga…”
Pak Kasan : “Dimana mangga?” (kebingungan)
Su’ud : “Maksud saya, silahkan masuk..”
Pak Kasan : “Rumah kamu cukup sederhana. Ngomong-ngomong.. dimana orang tua kamu?” (melihat-lihat ke dalam rumah Su’ud)
Su’ud : “ Ya.. beginilah rumah saya, pak. Saya sekarang tinggal bersama kakak karena orang tua saya sudah lama meninggal.” (sedih)
Pak Kasan : “Dimana kakak kamu sekarang?”
Su’ud : “Sedang jualan rempeyek.”
Pak Kasan : “Itu piala apa?” (sambil menunjuk ke arah piala di atas meja)
Su’ud : “Itu piala juara 1 Olimpiade Biologi se-Jawa Timur, pak..”
Pak Kasan : “Ternyata kamu itu cukup berbakat dalam pelajaran biologi ya, nak?”
Su’ud : “Terima kasih pak..”
Pak Kasan : “Memangnya.. cita-cita kamu apa?”
Su’ud : “Saya ingin jadi peneliti, pak… tapi, saya tidak punya biaya” (sedih)
Pak Kasan : “Di perusahaan saya ada lab penelitian tebu”
Su’ud : ”Wah.. saya ingin sekali ikut bergabung dalam kru lab bapak. Tapi.. sayangnya saya belum cukup umur.” (kecewa)
Pak Kasan : “Tidak apa-apa, umur tidak menjadi masalah. Jika kamu mau, besok pagi kamu datang ke perusahaan saya.”
Su’ud : “Iya pak! Tapi, dimana ya, pak?”
Pak Kasan : “Di Jalan Kejayan. Oh ya, kamu punya teman yang berbakat lain tidak?”
Su’ud : “Mukri. Dia itu tak seberapa pandai, pak tapi.. dia cukup kuat.”
Pak Kasan : “Ya sudah. Beritahu dia juga untuk datang ke perusahaan juga besok!”
Su’ud : “Baik pak!”
Keesokan harinya, Su’ud dan Mukri pergi ke Perusahaan Pak Kasan. Setibanya disana, mereka berdua langsung bertemu dengan Pak Kasan.
Mukri : “Ada apa sebenarnya bapak memanggil kami kemari?”
Pak Kasan : “Tenang dulu. Silahkan duduk!”
Su’ud : “Ada apa sebenarnya, pak?”
Pak Kasan : “Saya akan memberikan pekerjaan pada kalian”
Su’ud dan Mukri : “Pekerjaan apa pak?” (senang)
Pak Kasan : ”Saya akan menggabungkan Su’ud dengan kru penelitian tebu kami”
Su’ud : “Apa tugas saya pak??” (bersemangat)
Pak Kasan : “Ikuti saja perintah pemimpin kru dan untuk kamu, Mukri.. saya akan angkat kamu menjadi kuli di perkebunan tebu”
Mukri : “Saya bersedia, pak! Tapi gajinya?”
Pak Kasan : “Tenanglah.. gaji kamu saya jamin.”
Su’ud dan Mukri : “Terima kasih banyak pak…” (sambil tersenyum bahagia)
Sementara itu, di rumah pak Kasan, Koma dan Jum sedang belajar bersama
Koma : “Sudah selesai belum tugasnya??”
Jum : “Belum. Tinggal sedikit lagi. Ayo kita kerjakan bersama!” (mengerjakan PR)
Setelah beberapa menit..
Koma : “Akhirnya selesai juga” (sambil menutup buku tugas dan merapikannya)
Jum : “Kalau gitu.. saya mau pulang dulu ya..” (mengemasi buku-bukunya)
Dan akhirnya, nasib Su’ud dan Mukri menjadi lebih baik.
sumber
0 comments:
Post a Comment